Rabu, 22 Oktober 2014

Manusia dan Karya Sastra

Resensi Novel dan Film Laskar Pelangi

Assalamualaikum Wr. Wb.


Karya sastra adalah suatu wadah untuk mengungkapkan gagasan, ide dan pikiran dengan gambaran-gambaran pengalaman. Sastra menyuguhkan pengalaman batin yang dialami pengarang kepada penikmat karya sastra (masyarakat).

Karya satra yang baik bukanlah karya yang dibuat dengan waktu yang singkat dan sembarangan, Namun suatu karya sastra yang baik adalah karya yang dibuat dengan penuh ketelitian, hasil pengamatan, dan berulang kali menjalani pengeditan atau penyuntingan. Sehingga menghasilkan suatu karya yang berkualitas dan memilikai nilai sastra yang kental.

Di samping itu sastra berfungsi sebagai  kontrol sosial yang berisi ungkapan sosial beserta problematika kehidupan masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Jobrahim, ed, (1994: 221) bahwa sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.

Setiap masa atau periode tentunya memilki cara ataupun pola masing-masing begitupun dengan perkembangan di dunia sastra. Saat ini para sastrawan dan para seniman kreatif telah banyak berinovasi, sehingga ruang lingkup sastra semakin meluas. Hal ini dikarenakan sastra telah dikembangkan dan dikolaborasikan dengan berbagai unsur lain seperti musik, tarian atau gerakan, teater, dan sebagainya. Sehingga lahir kesenian-kesenian baru seperti musikalisasi puisi, dramatisasi puisi, dramatisasi cerpen bahkan tidak jarang film-film yang beredar saat ini dibuat berdasarkan cerita-cerita yang diangkat dari novel-novel sastra.

Salah satu film yang mengangkat cerita dari novel adalah film Laskar Pelangi. Film yang tak asing lagi di telinga masyarakat. Film ini berkisah mengenai kehidupan nyata sepuluh anak yang tinggal di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Mereka bersekolah di SD Muhammadiyah, sekolah yang bisa dibilang sudah tidak layak lagi digunakan, karena kondisinya yang sudah rapuh. Dengan keadaan sekolah yang seperti itu dan jumlah siswa yang kurang dari sepuluh atau tidak memenuhi persyaratan minimal, Departemen Pendidikan Kabupaten Sumatera Selatan hampir saja ingin menutup sekolah tersebut.

Hari pertama pembukaan kelas baru menjadi sangat menegangkan bagi kedua guru luar biasa yang bernama Ibu Muslimah dan Pak Harfan. Hal ini disebabkan hanya sembilan siswa yang menghadiri upacara tersebut, kurang dari persyaratan yang telah ditentukan. Kesembilan siswa tersebut adalah Ikal, Lintang, Mahar, Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, dan Trapani.

Namun ketika Pak Harfan Efendy Noor (Kepala Sekolah SD Muhammadiyah) hendak berpidato, datanglah seorang Ibu beserta anaknya yang bernama Harun mendaftar di sekolah tersebut. Semua memancarkan rona kebahagiaan. Sekolah itu pun akhirnya tidak jadi ditutup sebab sudah memenuhi persyaratan minimal jumlah siswa. Harunlah seorang murid istimewa dengan keterbelakangan mental yang menyelamatkan sekolah tersebut. Kemudian Ibu Muslimah memberikan nama Laskar Pelangi untuk kesepuluh siswa tersebut.

Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa dimana A Kiong yang malah senyum-senyum ketika ditanyakan namanya oleh Ibu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, hingga pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

Laskar Pelangi, nama yang diberikan Ibu Muslimah karena kegemaran mereka terhadap pelangi sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Contohnya seperti pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesukaannya pada okultisme yang akhirnya membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus. Dan kejeniusan Lintang yang luar biasa menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, telah membuat Lintang berhasil memenangkan lomba cerdas cermat.

Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian dimana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitung kembali ke kampungnya.

Andrea Hirata berhasil mengemas kisah ini dengan sangat apik dan mengesankan bagi setiap penikmat karya sastra. Menurut saya, novel dan film Laskar Pelangi merupakan salah satu karya sastra terbaik yang pernah saya nikmati. Hal ini terbukti dengan populernya karya sastra ini hingga ke Amerika Serikat dan mendapatkan penghargaan penerbit para pemenang nobel sastra. Hingga Desember 2012 ada 36 negara yang mempopulerkan Novel Laskar Pelangi ini dan menjadi Best Seller serta diterjemahkan kedalam 18 bahasa.

Sesuatu yang membuat karya sastra ini semakin berkesan adalah para pemerannya, yaitu tokoh-tokoh asli Laskar Pelangi dalam kehidupan nyata yang diceritakan dalam novel. Meskipun mereka bukan artis yang terbiasa dengan sorotan kamera, namun mereka bisa beradaptasi dengan baik hingga tersampaikan pesan moral yang diperankan dalam film tersebut. Menurut saya inilah yang membedakan karya sastra Laskar Pelangi dengan karya sastra lainnya. Hingga membuat saya terkesan dan kagum dengan penulis dan pemeran yang dikisahkan.


Identitas                   : Novel Laskar Pelangi
Judul                        : Laskar Pelangi
Penulis                      : Andrea Hirata
Penerbit                    : Bentang
Kota Tempat Terbit  : Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit             : Cetakan III, Juli 2007
Tebal halaman          : 533 halaman termasuk juga tentang penulis

Pesan moral yang dapat saya ambil dari kisah ini adalah sebagai berikut:
  1. Saya menjadi termotivasi untuk berusaha lebih keras dalam menggapai apa yang kita inginkan dan pantang menyerah dalam menjalankan apa yang telah kita putuskan.
  2. Saya menjadi belajar untuk lebih mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dan belajar bahwa kawan yang baik adalah kawan yang menerima kita apa adanya bukan ada apanya. Karena persahabatan yang diawali dengan ketulusan, maka akan menciptakan solidaritas tinggi dan kebersamaan sampai kapanpun itu.
  3. Saya juga belajar menjadi seseorang yang lebih menghargai hidup, tidak melulu melihat ke atas namun juga melihat ke bawah dan tetap menjalani kehidupan nyata yang sedang dijalankan, tidak melulu mengkhayal tanpa ada perjuangan.
  4. Saya mengingat pesan dari Bapak Kepala Sekolah yang selalu mengatakan berulang-ulang kepada anak didiknya untuk memberi sebanyak-banyaknya kepada orang lain, bukan menerima sebanyak-banyaknya dari orang lain.
  5. Saya juga mengingat pesan dari Bapak Kepala Sekolah bahwa kecerdasan hati adalah yang utama. Setiap manusia yang hidup di dunia ini harus memiliki keteguhan dan keyakinan akan prinsip hidupnya.
  6. Satu pesan yang menurut saya, sebagai generasi bangsa hendaknya kita jangan menginginkan sesuatu secara instan ataupun memperoleh sesuatu dengan cara yang tidak halal seperti mantra sakti yang dikatakan oleh dukun yang ditemui Mahar dan teman-temannya untuk bisa memperoleh nilai yang bagus. “Jika nak pandai, ya belajar. Jika nak sukses, ya usaha”.

Sumber:


http://bravo93.blogspot.com/2009/06/pesan-moral-tersirat-dalam-film-laskar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar