Jumat, 07 November 2014

Puisi Cinta

Assalamualaikum Wr. Wb. 

Cinta Tulus
Karya: Utami Nur Hidayati

Setiap katanya adalah tombak semangat hidupku
Jerih payahnya adalah jalan menuju suksesku
Cinta dan kasih sayangnya begitu tulus
Selembut sutra dan seputih kapas

Ya…mereka adalah Ibu dan Ayahku
Sosok yang sangat aku kagumi dalam hidupku
Bagai berlian yang tak ternilai harganya
Bagai mentari yang selalu bersinar memancarkan kehangatan

Ibu yang telah mempertaruhkan nyawanya hingga aku dapat terlahir di dunia ini
Ibu yang telah menjadi orang tua, guru, sekaligus teman sejatiku
Ibu yang telah membesarkanku hingga aku seperti sekarang ini
Ibu yang tak pernah bosan menasihatiku

Ayah yang telah mengajariku arti hidup ini
Ayah yang merupakan sosok terang dalam hidupku
Ayah yang telah mendidikku hingga aku menjadi anak yang berbakti
Ayah yang tak pernah lelah meluangkan waktunya untuk menjemputku


Seketika semua beban yang kurasakan sirna
Saat aku kembali ke rumah
Saat aku kembali bertemu mereka
Melihat mereka menyambutku dengan seuntai ketulusan

Mereka begitu berarti untukku
Cinta dan kasihnya tak pernah lekang oleh waktu
Walau sering sikap dan perilakuku menyakiti hati mereka
Walau sering tersilap kata yang tak sepantasnya mereka dengar

Namun….
Mereka tetap menyayangiku setulus hati
Mereka mencintaiku dengan caranya
Mereka adalah penyemangat hidupku

Rasa lelah yang kurasakan
Tak sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan
Perjuangan yang kujalankan
Belum berbuah seperti yang mereka harapkan

Ibu, Ayah…
Aku bangga memiliki orang tua seperti Ibu dan Ayah
Aku bersyukur telah menjadi bagian dari keluarga kecil ini
Aku akan berjuang untuk menjadi seseorang yang kalian harapkan

Kisah dibalik puisi:
Puisi ini saya persembahkan untuk Ibu dan Ayah saya yang telah membesarkan saya dengan penuh cinta, kasih sayang, dan ketulusan. Puisi ini menceritakan kisah yang saya rasakan saat ini, saat saya baru merasakan rasanya berpergian (kuliah) jauh dari rumah. Saat saya merasakan waktu yang saya habiskan bersama orang tua tidak lagi seperti dulu. Dimana dulu saya bisa bertemu mereka lebih lama, bisa berbincang sepuasnya, bahkan bisa merasakan kasih sayang lebih yang selalu mereka utarakan melalui perhatiannya.

Sekarang saya baru menyadari, bahwa rasa lelah yang saya rasakan setiap kali pulang-pergi dengan jarak yang lumayan jauh, tidak sebanding dengan perjuangan dan pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk bisa membiayai kuliah saya dan kakak saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar