Selasa, 02 Juni 2020

Komunitas Belajar Bahasa Asing Depok Lingua (D'Ling)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Hallo guys, menjawab pertanyaan kenapa sampai setahun lebih blog ini tidak tersentuh. Jadi selain disibukkan dengan rutinitas baru. Saya mencoba mencari kesibukkan lain untuk mengisi akhir pekan. Yup! Seperti  biasa saya mengikuti berbagai event dan salah satu komunitas, yaitu Depok Lingua atau biasa disebut D'Ling. D'Ling adalah komunitas bahasa asing yang berpusat di Depok. Belajar mengajarnya dilaksanakan setiap hari Minggu di sekitar perpustakaan atau taman lingkar UI Depok. Komunitas ini didirikan sejak 26 Oktober 2015. 

Ini komunitas keren banget! Udah berbagai macam ikut kegiatan benefit volunteer maupun non benefit, tapi baru ini yang bener-bener ngerasain kalau komunitas ini tergerak dari hati. Sistem belajarnya pun nggak sembarangan, walaupun nggak formal seperti tempat les pada umumnya, tapi sistem belajarnya tersusun rapi, materi di kelas dibuat berdasarkan standar silabus yang ada, dan ada kriteria penilaian untuk siswa yang dinyatakan lulus dan bisa lanjut ke level berikutnya. Komunitas ini juga yang udah mengingatkan saya dengan bangku kuliah, secara suka ada kuis dadakan euy hahaha

Selain kegiatan belajar-mengajar, komunitas ini juga rutin mengadakan 3 kegiatan di setiap termnya, antara lain Team Building, GP, dan Graduation. Team Building diadakan diawal perkenalan anggota baru, konsepnya membangun kerjasama tim dan saling kenal satu sama lain. Selain itu ada sesi perkenalan sejarah didirikannya komunitas D'Ling sendiri. Sedangkan untuk GP diadakan setelah kita berpusing ria dengan soal-soal UTS. GP setiap termnya memiliki makna yang berbeda, kebetulan untuk term 8 ini GP = Grand Partita dengan tema Let's get lost and explore the world! Last but not leastGraduation. Yup ini adalah acara puncak setelah 6 bulan kebersamaan kita (karna saya lebih mengganggap tempat ini sebagai tempat learn and share dibanding belajar serius, karna penyampaian materi yang nggak kaku dan lebih mudah dipahami, bahkan untuk linguisti tertentu punya metode belajar sambil bermain yang bikin ilmu-ilmunya lebih melekat di kepala). Komunitas ini yang sekarang jadi tempat refreshing saya setelah penat dengan rutinitas sehari-hari. Meskipun setiap kelasnya diisi dengan berbagai kalangan usia mulai dari siswa SMA, Mahasiswa, sampai pekerja tapi obrolan selalu nyambung karna kita berada  pada tujuan dan minat yang sama.

Kelas yang saya ikuti adalah Japanese Basic dan Korean Basic. Linguisti atau sebutan pengajar di sana juga pengajar-pengajar pilihan yang telah melewati seleksi. Linguisti saya misalnya, kak Nat yang mengajar kelas Peri-pera (Korean Basic). Ketika selesai kelas kita pernah tanya-tanya awal mula kak Nat belajar bahasa Korea. Ternyata kak Nat awalnya belajar otodidak karna suka drakor dan idol group. Enggak berhenti disitu, kak Nat memperdalam minatnya di Korean Cultural Center (KCC)  selama 1 tahun. Setelah itu, kak Nat ngajar di salah satu tempat kursus yang udah kerjasama dengan beberapa Universitas di Korea. Jadi kak Nat cerita kalau dia bertanggung jawab untuk kelulusan para siswa yang akan lanjut study di Korea. Kak Nat ngajar dari Topik dasar sampai Topik 2, harusnya syarat minimal untuk bisa study disana sampai Topik 3, tapi berhubung tempat kursusnya udah kerjasama langsung dengan Universitas di sana, jadi untuk Topik 3 dikejar disana. Kebayangkan diajar dengan lingusti-linguisti expert dengan kelas yang menyenangkan.

Lingusti kelas Japanese Basic juga nggak kalah keren, namanya kak Ayip. Kak Ayip nggak hanya menguasai 1 bahasa, tapi bisa banyak bahasa seperti Inggris, Prancis, Jerman, Esperanto, dll. Metode ngajar kak Ayip keren banget sih, selalu punya cara yang mudah untuk diingat dalam mempelajari huruf-huruf Jepang bagi pemula karna ngajarnya dengan visualisasi. Kak Ayip juga selalu nyelipin games-games untuk review materinya, games nya juga bukan games biasa. Salah satunya kita dibentuk jadi 2 tim dan diminta untuk JAN KEN PON! Kalau di Indonesia terkenal dengan permainan suit. Saat permainan pun ada kata-kata yang perlu diucapkan “Saisho wa guu" (saishohagu( さいしょ ) はぐう)” JAN KEN PON! Kalau seri kita bilang "Aiko desho!" (aiko 相子 ( あいこ ) 相子). Jadi permainan yang diangkat pun tetap ada nilai dan budaya Jepang yang kita ambil. 

Sampai dengan tulisan ini diposting. Alhamdulillah saat ini saya sudah ada di level Japanese Upper Basic, sedangkan untuk kelas Korea tidak saya lanjutkan, karna saya ganti dengan kelas English Conversation. Untuk kelas yang diambil terbatas, setiap orang hanya boleh mengambil maksimal 2 kelas. 

Keep learn and share

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar