Brasil
merupakan eksportir daging terbesar di dunia, baik daging sapi maupun unggas. Kualitas
daging-daging tersebut tidak perlu diragukan, karena peternakan di Brasil telah
menggunakan teknologi modern dengan komputerisasi terhadap hewan ternak sejak
lahir hingga siap di ekspor. Sehingga mutu dan kualitasnya dapat dikatakan
sangat terjamin. Namun dua tahun terkahir dikabarkan bahwa Brasil telah
mengekspor daging-daging tak layak konsumsi ke berbagai belahan dunia. Seperti
yang dilansir oleh Aditya Mardiastuti –
detikNews.
Skandal Daging Terkuak, Presiden
Brasil Gelar Pertemuan Darurat
Ilustrasi
Daging/Foto: Hendra Kusuma-detikFinance
Brazil - Presiden Brasil Michel Temer mengadakan pertemuan tingkat menteri darurat. Pertemuan itu untuk membahas transaksi skandal daging merah dan daging unggas yang dijual ke rumah warga dan di luar negeri oleh pemasok terkemuka dunia.
Dilansir AFP, Minggu (19/3/2017), pertemuan tingkat menteri itu digelar hari ini. Setelah adanya hasil investigasi polisi yang dibuka Jumat (17/3), diketahui ada skema korupsi yang dilakukan belasan inspektur kesehatan yang melakukan suap untuk mensertifikasi makanan tercemar menjadi layak konsumsi. Hal ini telah berlangsung selama dua tahun.
Isu ini muncul di tengah momen yang sensitif, apalagi Brasil dan beberapa negara Amerika Selatan yang tergabung dalam Kelompok Mercosur sedang menekan perjanjian kerja sama dengan Uni Eropa.
Temer juga dijadwalkan berbicara via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Sabtu (18/3). Meski agendanya belum jelas, tahun lalu AS mulai menerima impor daging mentah dari Brasil.
Otoritas Brasil pada Jumat (17/3) menggerebek belasan daging kemasan, mengeluarkan 27 perintah penangkapan, dan penutupan pabrik multinasional grup BRF yang mengelola ayam olahan dan dua olahan daging. Pabrik itu dioperasikan perusahaan lokal Peccin, demikian kata Menteri Pertanian. Sebagai tambahannya 21 yayasan juga dalam pemeriksaan polisi. Menteri juga memberhentikan 33 pegawai yang terlibat dalam skandal tersebut.
Otoritas setempat tidak menjelaskan perihal produk tercemar itu. Namun dalam jumpa pers, dijelaskan ada bahan karsinogenik (yang menyebabkan kanker) yang digunakan untuk menyamarkan bau dari daging jelek. Sementara itu selain perusahaan BRF, yang memiliki merek Sadia dan Perdigao, ada pula perusahaan lain yang diinvestigasi. Perusahaan itu adalah JBS, pemilik merek Big Frango, Seara Alimentos, dan Swift.
Brasil merupakan negara pengekspor daging merah dan daging unggas bagi sedikitnya 150 negara di dunia. Jadi skandal ini sangat diperhatikan oleh otoritas nasional. Sekretaris Eksekutif Kementerian Pertanian Eumar Novacki mengakui adanya kekhawatiran tersebut. Novacki bersikeras jika pelanggaran regulasi tersebut merupakan 'fakta tersembunyi' yang melibatkan 'perilaku minoritas'.
Dia menggambarkan sistem inspeksi makanan dan proses sertifikasi di Brasil sangat ketat. Novacki juga menyebut jika seluruh ekspor produk Brasil selalui diperiksa saat kedatangannya di negara lain.(ams/dnu)
Tanggapan
Berdasarkan
berita terlansir dapat disimpulkan bahwa beberapa perusahaan pengelola daging
di Brasil telah melanggar etika bisnis. Etika bisnis adalah filsafat moral
atau ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan
etika. Dalam hal ini perusahaan telah melanggar teori-teori etika seperti teori
deontologi dan teologi. Pada teori deontologi, perusahaan
telah melakukan pelanggaran dalam memenuhi kewajibannya untuk menghasilkan
produk berkualitas. Dalam hal ini perusahaan betindak tidak baik dengan menggunakan
bahan karsinogenik untuk menyamarkan bau daging yang tercemar. Sedangkan
pada teori teologi, perusahaan telah mengabaikan hak konsumen untuk
dapat mengkonsumsi makanan yang layak dengan kualitas terjamin. Perusahaan
tidak memikirkan lebih jauh dampak yang disebabkan bahan karsinogenik yang
dapat menyebabkan kanker.
Pada
informasi yang terlansir di www.hidayatullah.com
dengan judul “Brazil Ekspor Daging Busuk ke Berbagai Belahan Dunia”,
menyatakan bahwa para penyidik menuding sejumlah manajer menyuap inspektor-inspektor
kesehatan dan politisi-politisi agar mendapat sertifikat dari pemerintah untuk
produk-produk mereka. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka diduga sejumlah
manajer dan para inspektor serta politisi ikut berperan dalam melanggar prinsip-prinsip
etika bisnis. Dalam hal ini sejumlah manajer telah melanggar prinsip
otonomi dengan menyalahgunakan otoritasnya untuk mengambil keputusan yang
salah dengan menyuap para inspektor dan politisi guna memenuhi kepentingan
pribadinya untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan para inspektor dan politisi
telah melanggar prinsip kejujuran, karena mereka telah melakukan tindak korupsi
dengan menerima suap untuk menutupi bahan produk olahan yang tercemar. Selain itu,
perusahaan juga telah melanggar prinsip integritas moral, karena
telah merugikan banyak pihak dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang
diambil, baik itu bagi pemerintah, konsumen, maupun negara-negara yang melakukan
kerjasama.
Saran
Dalam
menanggapi kasus ini sebaiknya pemerintah lebih teliti untuk melakukan
pengecekan secara berkala sebelum mensertifikasi kelayakan suatu produk. Selain
itu, pemerintah juga harus lebih tegas kepada para pelanggar hukum dengan
memberikan sanksi sesuai peraturan pemerintah yang berlaku, baik bagi
perusahaan, manajer, maupun inspektor dan politisi. Setelah penyelidikan ini
tuntas dan ditemukannya pihak-pihak yang melanggar hukum, maka diharapkan ada
tindakan lebih lanjut untuk memberikan sanksi guna mendisiplinkan prinsip
otonomi, kejujuran, keadilan, dan integritas moral dalam berbisnis. Diharapkan
para pelanggar menerima sanksi yang setimpal dengan tujuan agar para pelaku
dapat bertindak lebih baik dan jujur dalam menjalankan bisnisnya ke depan. Serta
bagi negara yang menerima impor daging dari Brasil diharapkan lebih selektif dalam
mengecek kelayakan produk, guna memenuhi hak perlindungan konsumen pada negara bersangkutan.
Sumber
- Mardiastuti, Aditya. 2017. “Skandal Daging Terkuak, Presiden Brasil Gelar Pertemuan Darurat”. Jakarta: Detik News. https://news.detik.com/internasional/3450632/skandal-daging-terkuak-presiden-brazil-gelar-pertemuan-darurat diakses 19 Maret 2017.
- Farah, Ama. 2017. “Brazil Ekspor Daging Busuk ke Berbagai Belahan Dunia”. Jakarta: Hidayatullah. http://m.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2017/03/20/113508/brazil-ekspor-daging-busuk-ke-berbagai-belahan-dunia.html diakses 20 Maret 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar